ETIKA BISNIS
ETIKA BISNIS &
PRINSIP ETIKA dalam BISNIS
Kelompok :2 (Dua)
Nama :
AHMAD RIZKQI NOPALDI (19213875)
MUHAMMAD WACHID AGUNG LAK (16213171)
RICKY WIDIANTO (17213611)
HASFHI ADLI
PUTRA (13213972)
Kelas : 4 EA 29
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2016
BAB 1
PEMBAHASAN
A. Hakekat Etika Bisnis
Menurut Drs. O.P. Simorangkir bahwa hakikat etika bisnis adalah menganalisis
atas asumsi-asumsi bisnis, baik asumsi moral maupun pandangan dari sudut moral.
Karena bisnis beroperasi dalam rangka suatu sistem ekonomi, maka sebagian dari
tugas etika bisnis hakikatnya mengemukakan pertanyaan-pertanyaan tentang sistem
ekonomi yang umum dan khusus, dan pada gilirannya menimbulkan
pertanyaan-pertanyaan tentang tepat atau tidaknya pemakaian bahasa moral untuk
menilai sistem-sistem ekonomi, struktur bisnis.
Contoh praktek etika bisnis yang dihubungkan dengan moral :
Uang milik perusahaan tidak boleh diambil atau ditarik oleh
setiap pejabat perusahaan untuk dimiliki secara pribadi. Hal ini bertentangan
dengan etika bisnis. Memiliki uang dengan cara merampas atau menipu adalah
bertentangan dengan moral. Pejabat perusahaan yang sadar etika bisnis, akan
melarang pengambilan uang perusahaan untuk kepentingan pribadi, Pengambilan
yang terlanjur wajib dikembalikan.
B. Definisi Etika &
Bisnis
kata etika, Menurut bahasa Yunani, kata etika berawal dari kata ethos yang
memiliki arti sikap, perasaan, akhlak, kebiasaan, watak. Sedangkan Magnis
Suseno berpendapat bahwa etika merupakan bukan suatu ajaran melainkan suatu
ilmu.
Kata kedua adalah bisnis, yang diartikan sebagai suatu usaha. Jika kedua kata
tersebut dipadukan, yaitu etika bisnis maka dapat didefinisikan sebagai suatu
tata cara yang dijadikan sebagai acuan dalam menjalankan kegiatan berbisnis.
Dimana dalam tata cara tersebut mencakup segala macam aspek, baik dari
individu, institusi, kebijakan, serta perilaku berbisnis.
Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku
karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat,
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni
bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan
mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk
manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan
sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang
profesional.
C. Etika Moral, Hukum
dan Agama
Dari asal katanya Ethics atau Etika berarti moral sedangkan
Ethiquetle atau Etiket berarti sopan santun.
Ciri-ciri Etika
- Etika menyangkut cara suatu perbuatan harus
dilakukan manusia. Diantara beberapa cara yang mungkin, etiket menunjukkan cara
yang tepat, artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam suatu kalangan
tertentu.
- Etika hanya berlaku dalam pergaulan. Bila tidak
ada saksi mata, maka maka etiket tidak berlaku.
- Etika bersifat relatif artinya yang dianggap
tidak sopan dala suatu kebudayaan, bisa saja dianggap sopan dalam kebudayaan
lain.
D. Klasifikasi Etika
Menurut buku yang berjudul “Hukum dan Etika Bisnis” karangan
Dr. H. Budi Untung, S.H., M.M, etika dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Etika Deskriptif
Etika deskriptif yaitu etika di mana objek yang dinilai adalah sikap dan perilaku
manusia dalam mengejar tujuan hidupnya sebagaimana adanya. Nilai dan pola
perilaku manusia sebagaimana adanya ini tercemin pada situasi dan
kondisi yang telah membudaya di masyarakat secara turun-temurun.
2. Etika Normatif
Etika normatif yaitu sikap dan perilaku manusia atau masyarakat sesuai dengan
norma dan moralitas yang ideal. Etika ini secara umum dinilai memenuhi tuntutan
dan perkembangan dinamika serta kondisi masyarakat. Adanya tuntutan yang menjadi
avuan bagi masyarakat umum atau semua pihak dalam menjalankan kehidupannya.
3. Etika Deontologi
Etika deontologi yaitu etika yang dilaksanakan dengan dorongan oleh kewajiban
untuk berbuat baik terhadap orang atau pihak lain dari pelaku kehidupan. Bukan
hanya dilihat dari akibat dan tujuan yang ditimbulakan oleh sesuatu kegiatan
atau aktivitas, tetapi dari sesuatu aktivitas yang dilaksanakan karena ingin
berbuat kebaikan terhadap masyarakat atau pihak lain.
4. Etika Teleologi
Etika Teleologi adalah etika yang diukur dari apa tujuan yang dicapai oleh para
pelaku kegiatan. Aktivitas akan dinilai baik jika bertujuan baik. Artinya sesuatu
yang dicapai adalah sesuatu yang baik dan mempunyai akibat yang baik. Baik
ditinjau dari kepentingan pihak yang terkait, maupun dilihat dari kepentingan
semua pihak. Dalam etika ini dikelompollan menjadi dua macam yaitu :
- Egoisme : Egoisme yaitu etika yang baik menurut
pelaku saja, sedangkan bagi yang lain mungkin tidak baik.
- Utilitarianisme : Utilitarianisme adalah etika
yang baik bagi semua pihak, artinya semua pihak baik yang terkait langsung
maupun tidak langsung akan menerima pengaruh yang baik.
5. Etika
Relatifisme
Etika relatifisme adalah etika yang dipergunakan di mana mengandung perbedaan kepentingan
antara kelompok pasrial dan kelompok universal atau global. Etika ini hanya berlaku
bagi kelompok passrial, misalnya etika yang sesuai dengan adat istiadat lokal, regional
dan konvensi, sifat dan lain-lain. Dengan demikian tidak berlaku bagi semua
pihak atau masyarakat yang bersifat global.
E. Konsepsi Etika
Konsep-konsep dasar etika antara lain adalah (Bertens, 2002): ilmu yang
mempelajari tentang tingkah laku manusia serta azas-azas akhlak (moral) serta
kesusilaan hati seseorang untuk berbuat baik dan juga untuk menentukan
kebenaran atau kesalahan dan tingkah Laku seseorang terhadap orang lain, antara
lain :
1. Utilitarianisme
Utilitarianisme menyatakan bahwa suatu tindakan diangap baik bila tindakan ini
meningkatkan derajat manusia. Penekanan dalam utilitarianisme bukan pada
memaksimalkan derajat pribadi, tetapi memaksimalkan derajat masyarakat secara
keseluruhan. Dalam implementasinya sangat tergantung pada pengetahuan kita akan
hal mana yang dapat memberikan kebaikan terbesar.
2. Analisis Biaya-Keuntungan (Cost-Benefit Analysis)
Pada dasarnya, tipe analisis ini hanyalah satu penerapan utilitarianisme. Dalam
analisis biaya-keuntungan, biaya suatu proyek dinilai, demikian juga
keuntungannya. Hanya proyek-proyek yang perbandingan keuntungan terhadap
biayanya paling tinggi saja yang akan diwujudkan.
3. Etika Kewajiban dan Etika Hak
Etika kewajiban (duty ethics) menyatakan bahwa ada tugas-tugas yang harus dilakukan
tanpa mempedulikan apakah tindakan ini adalah tindakan terbaik. Sedangkan,
etika hak (right-ethics) menekankan bahwa kita semua mempunyai hak moral, dan
semua tindakan yang melanggar hak ini tidak dapat diterima secara etika, Etika
kewajiban dan etika hak sebenarnya hanyalah dua sisi yang berbeda dari satu
mata uang yang sama. Kedua teori ini mencapai akhir yang sama; individu harus
dihormati, dan tindakan dianggap etis bila tindakan itu mempertahankan rasa
hormat kita kepada orang lain. Kelemahan dari teori ini adalah terlalu bersifat
individu, hak dan kewajiban bersifat individu. Dalam penerapannya sering
terjadi bentrok antara hak seseorang dengan orang lain.
4. Etika Moralitas
Pada dasarnya, etika moralitas berwacana untuk menentukan kita sebaiknya
menjadi orang seperti apa. Dalam etika moralitas, suatu tindakan dianggap benar
jika tindakan itu mendukung perilaku karakter yang baik (bermoral) dan dianggap
salah jika tindakan itu mendukung perilaku karakter yang buruk (tidak bermoral).
Etika moral lebih bersifat pribadi, namum moral pribadi akan berkaitan erat
dengan moral bisnis. Jika perilaku seseorang dalam kehidupan pribadinya
bermoral, maka perilakunya dalam kehidupan bisnis juga akan bermoral.
Dalam memecahkan masalah, kita tidak perlu binggung untuk
memilih konsep mana yang sebaiknya digunakan, sebab kita dapat menggunakan
semua teori itu untuk menganalisis suatu masalah dari sudut pandang yang
berbeda dan melihat hasil apa yang diberikan masing-masing teori itu kepada kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar