ETIKA BISNIS
ETIKA BISNIS &
PRINSIP ETIKA dalam BISNIS
Kelompok :2 (Dua)
Nama :
AHMAD RIZKQI NOPALDI (19213875)
MUHAMMAD WACHID AGUNG LAK (16213171)
RICKY WIDIANTO (17213611)
HASFHI ADLI
PUTRA (13213972)
Kelas : 4 EA 29
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2016
BAB 2
PEMBAHASAN
F. Prinsip Otonomi,
Kejujuran, dan Keadilan
Secara umum, prinsip-prinsip yang dipakai dalam bisnis tidak akan pernah lepas
dari kehidupan keseharian kita. Namun prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis
sesungguhnya adalah implementasi dari prinsip etika pada umumnya.
1. Prinsip Otonomi
Orang bisnis yang otonom sadar sepenuhnya akan apa yang
menjadikewajibannya dalam dunia bisnis. la akan sadar dengan tidak begitu
saja mengikuti saja norma dan nilai moral yang ada, namun juga
melakukan sesuatu karena tahu dan sadar bahwa hal itu baik, karena semuanya
sudah dipikirkan dan dipertimbangkan secara masak-masak. Dalam kaitan ini salah satu
contohnya perusahaan memiliki kewajiban terhadap para pelanggan, diantaranya
adalah:
- Memberikan produk dan jasa dengan kualitas yang
terbaik dan sesuai dengan tuntutan mereka;
- Memperlakukan pelanggan secara adil dalam semua
transaksi, termasukpelayanan yang tinggi dan memperbaiki ketidakpuasan mereka;
- Membuat setiap usaha menjamin mengenai
kesehatan dan keselamatanpelanggan, demikian juga kualitas Iingkungan mereka,
akan dijagakelangsungannyadan ditingkatkan terhadap produk dan jasa perusahaan;
- Perusahaan harus menghormati martabat manusia
dalam menawarkan,memasarkan dan mengiklankan produk.
2. Prinsip Kejujuran
Bisnis tidak akan bertahan lama jika tidak ada kejujuran,
karena kejujuranmerupakan modal utama untuk memperoleh kepercayaan dari mitra
bisnis-nya, baik berupa kepercayaan komersial, material, maupun moril.
Kejujuran menuntut adanya keterbukaan dan kebenaran. Terdapat tiga lingkup
kegiatan bisnis yang berkaitan dengan kejujuran:
- Kejujuran relevan dalam pemenuhan
syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Pelaku bisnis disini
secara prioritas saling percaya satu sama lain, bahwa masing-masing
pihak jujur melaksanakan janjinya. Karena jika salah satu pihak melanggar,
maka tidak mungkin lagi pihak yang dicuranginya mau bekerjasama lagi, dan
pihak pengusaha lainnya akan tahu dan tentunya malas berbisnis dengan pihak
yang bertindak curang tersebut.
- Kejujuran relevan dengan penawaran barang dan
jasa dengan mutu dan harga yang baik. Kepercayaan konsumen
adalah prinsip pokok dalam berbisnis. Karena jika ada konsumen yang merasa
tertipu, tentunya hal tersebut akan rnenyebar yang menyebabkan konsumen
tersebut beralih ke produk lain.
- Kejujuran relevan dalam hubungan kerja intern
dalam suatu perusahaan
yaitu antara pemberi kerja dan pekerja,
dan berkait dengan kepercayaan. Perusahaan akan hancur jika kejujuran
karyawan ataupun atasannya tidak terjaga.
3. Prinsip Keadilan
Prinsip ini menuntut agar setiap orang diperlakukan secara
sama sesuai dengan aturan yang adil dan kriteria yang rasional objektif dan
dapat dipertanggungjawabkan. Keadilan berarti tidak ada pihak yang dirugikan
hak dan kepentingannya. Salah satu teori mengenai keadilan yang
dikemukakan oleh Aristoteles adalah:
- Keadilan legal. Ini menyangkut hubungan antara
individu atau kelompok masyarakat dengan negara.
Semua pihak dijamin untuk mendapat perlakuan yang sama sesuai
dengan hukum yang berlaku. Secara khusus dalam bidang bisnis, keadilan
legal menuntut agar Negara bersikap netral dalam memperlakukan
semua pelaku ekonomi, negara menjamin kegiatan bisnis yang sehat dan baik
dengan mengeluarkan aturan dan hukum bisnis yang berlaku secara sama
bagi semua pelaku bisnis.
- Keadilan komunitatif. Keadilan ini mengatur hubungan
yang adil antara orang yang satu dan yang lain. Keadilan ini menyangkut
hubungan vertikal antara negara dan warga negara, dan hubungan horizontal
antar warga negara. Dalam bisnis keadilan ini berlaku sebagai kejadian
tukar, yaitu menyangkut pertukaran yang fair antara pihak-pihak yang terlibat.
- Keadilan distributif. Atau disebut juga keadilan
ekonomi, yaitu distribusi ekonomi yang merata atau dianggap adil bagi
semua warga negara. Dalam dunia bisnis keadilan ini berkaitan dengan prinsip perlakuan
yang sama sesuai dengan aturan dan ketentuan dalam perusahaan yang juga
adil dan baik.
G. Prinsip
Hormat terhadap Diri Sendiri
Prinsip ini menekankan bahwa setiap manusia harus memperlakukan dirinya dengan
hormat, melakukan sesuatu yang bernilai pada dirinya. Kita wajib untuk
menghormati martabat kita sendiri. Pertama, kita tidak boleh membiarkan diri
kita dipaksa untuk melakukan sesuatu. Yang kedua, kita jangan membiarkan diri
kita terlantar.
Hubungan atara prinsip sikap baik, keadilan, dan hormat terhadap diri sendiri
adalah bahwa prinsip keadilan dan hormat terhadap diri sendiri merupakan syarat
dari prinsip kebaikan, dan prinsip sikap baik merupakan dasar dari prinsip
keadilan, bahwa seseorang berbuat baik maka ia menjunjung tinggi keadlian.
H. Hak dan kewajiban Bisnis
Dalam menjalankan etika bisnis, setiap karyawan maupun
direksi harus mengetahui pasti hak dan kewajiban mereka, hak dan kewajiban
mereka tergantung oleh keahlian dan tugasnya masing-masing,
pengertian Hak adalah kekuasaan seseorang untuk melakukan
sesuatu untuk melakukan sesuatu yang telah itentukan oleh undang-undang. MIsalnya,
hak mendapat pendidikan dasar, hak mendapt rasa aman. Kewajiban merupakan hal
yang harus dikerjakan atau dilaksanankan. Jika tidak dilaksanankan dapat
mendatangkan sanksi bagi yang melanggarnya. Jadi pelaksanaan hak dan kewajiban
haruslah seimbang.
I. Teori Etika Lingkungan
1) Teori Antroposentrisme
Antroposentrisme adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai
pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling
menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam
kaitan dengan alam, baik secara langsung atau tidak langung.
2) Teori Ekosentrisme
Ekosentrisme Berkaitan dengan etika lingkungan yang lebih
luas. Berbeda dengan biosentrisme yang hanya memusatkan pada etika pada
biosentrisme, pada kehidupan seluruhnya, ekosentrisme justru memusatkan etika
pada seluruh komunitas ekologis, baik yang hidup maupun tidak. Karena secara
ekologis, makhluk hidup dan benda-benda abiotis lainnya saling terkait satu
sama lain. Oleh karenanya, kewajiban dan tanggung jawab moral tidak hanya
dibatasi pada makhluk hidup. Kewajiban dan tanggung jawab moral yang sama juga
berlaku terhadap semua realitas ekologis.
3) Teori Egosentris
Etika yang mendasarkan diri pada berbagai kepentingan
individu (self). Egosentris didasarkan pada keharusan individu untuk
memfokuskan diri dengan tindakan apa yang dirasa baik untuk dirinya. Egosentris
mengklaim bahwa yang baik bagi individu adalah baik untuk masyarakat.Dengan
demikian, etika egosentris mendasarkan diri pada tindakan manusia sebagai
pelaku rasional untuk memperlakukan alam menurut insting “netral”.
4) Teori Biosentrisme
Teori Biosentrisme mengagungkan nilai kehidupan yang ada
pada ciptaan, sehingga komunitas moral tidak lagi dapat dibatasi hanya pada
ruang lingkup manusia. Mencakup alam sebagai ciptaan sebagai satu kesatuan
komunitas hidup (biotic community), Biosentrisme memiliki tiga varian, yakni,
the life centered theory (hidup sebagai pusat), yang dikemukakan oleh Albert
Schweizer dan Paul Taylor, land ethic (etika bumi), dikemukakan oleh Aldo
Leopold, dan equal treatment (perlakuan setara), dikemukakan oleh Peter Singer
dan James Rachel.
5) Etika Homosentris
Etika homosentris mendasarkan diri pada kepentingan
sebagian masyarakat. Etika ini mendasarkan diri pada berbagai model kepentingan
sosial dan pendekatan antara pelaku lingkungan yang melindungi sebagian besar
masyarakat manusia.
Etika homosentris sama dengan etika utilitarianisme, jadi, jika etika
egosentris mendasarkan penilaian baik dan buruk suatu tindakan itu pada tujuan
dan akibat tindakan itu bagi individu, maka etika utilitarianisme ini menilai
baik buruknya suatu tindakan itu berdasarkan pada tujuan dan akibat dari
tindakan itu bagi sebanyak mungkin orang.
6) Etika Ekosentris
Etika ekosentris mendasarkan diri pada kosmos. Menurut etika ekosentris ini,
lingkungan secara keseluruhan dinilai pada dirinya sendiri. Etika ini menurut
aliran etis ekologi tingkat tinggi yakni deep ecology, adalah yang paling
mungkin sebagai alternatif untuk memecahkan dilema etis ekologis. Menurut
ekosentrisme, hal yang paling penting adalah tetap bertahannya semua yang hidup
dan yang tidak hidup sebagai komponen ekosistem yang sehat, seperti halnya
manusia, semua benda kosmis memiliki tanggung jawab moralnya sendiri.
7) TEOSENTRISME
Teosentrisme merupakan teori etika lingkungan yang lebih memperhatikan
lingkungan secara keseluruhan, yaitu hubungan antara manusia dengan lingkungan.
Pada teosentrism, konsep etika dibatasi oleh agama (teosentrism) dalam mengatur
hubungan manusia dengan lingkungan.
8) Etika Antroposentris
antroposentris yang menekankan segi estetika dari alam dan
etika antroposentris yang mengutamakan kepentingan generasi penerus. Etika
ekologi dangkal yang berkaitan dengan kepentingan estetika didukung oleh dua
tokohnya yaitu Eugene Hargrove dan Mark Sagoff. Menurut mereka etika lingkungan
harus dicari pada aneka kepentingan manusia, secara khusus kepentingan
estetika. Sedangkan etika antroposentris yang mementingkan kesejahteraan
generasi penerus mendasarkan pada perlindungan atau konservasi alam yang
ditujukan untuk generasi penerus manusia.
Etika yang antroposentris ini memahami bahwa alam merupakan
sumber hidup manusia. Etika ini menekankan hal-hal berikut ini :
- Manusia terpisah dari alam,
- Mengutamakan hak-hak manusia atas alam tetapi
tidak menekankan tanggung jawab manusia.
- Mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat
keprihatinannya
- Kebijakan dan manajemen sunber daya alam untuk
kepentingan manusia
- Norma utama adalah untung rugi.
- Mengutamakan rencana jangka pendek.
- Pemecahan krisis ekologis melalui pengaturan
jumlah penduduk khususnya dinegara miskin
- Menerima secara positif pertumbuhan ekonomi
J. Prinsip
Etika di Lingkungan Hidup
Sebagai pegangan dan tuntunan bagi prilaku kita dalam
berhadapan dengan alam, terdapat beberapa prinsip etika lingkungan yaitu :
1. Sikap Hormat terhadap Alam : Hormat terhadap alam
merupakan suatu prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian dari alam semesta
seluruhnya
2. Prinsip Tanggung Jawab : Tanggung jawab ini bukan saja
bersifat individu melainkan juga kolektif yang menuntut manusia untuk mengambil
prakarsa, usaha, kebijakan dan tindakan bersama secara nyata untuk menjaga alam
semesta dengan isinya.
3. Prinsip Solidaritas : Yaitu prinsip yang membangkitkan
rasa solider, perasaan sepenanggungan dengan alam dan dengan makluk hidup lainnya
sehigga mendorong manusia untuk menyelamatkan lingkungan.
4. Prinsip Kasih Sayang danKepedulian : Prinsip satu arah, menuju
yang lain tanpa mengaharapkan balasan, tidak didasarkan kepada kepentingan
pribadi tapi semata-mata untuk alam.
5. Prinsip “No Harm” : Yaitu Tidak Merugikan atau merusak,
karena manusia mempunyai kewajiban moral dan tanggung jawab terhadap alam,
paling tidak manusia tidak akan mau merugikan alam secara tidak perlu
6. Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras dengan Alam : Ini berarti
, pola konsumsi dan produksi manusia modern harus dibatasi. Prinsip ini muncul
didasari karena selama ini alam hanya sebagai obyek eksploitasi dan pemuas
kepentingan hidup manusia.
7. Prinsip Keadilan : Prinsip ini berbicara terhadap akses
yang sama bagi semua kelompok dan anggota masyarakat dalam ikut menentukan kebijakan
pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian alam, dan dalam ikut
menikmati manfaat sumber daya alam secara lestari.
8. Prinsip Demokrasi : Prinsip ini didsari terhadap berbagai
jenis perbeaan keanekaragaman sehingga prinsip ini terutama berkaitan dengan
pengambilan kebijakan didalam menentukan baik-buruknya, tusak-tidaknya, suatu
sumber daya alam.
9. Prinsip Integritas Moral : Prinsip ini menuntut pejabat
publik agar mempunyai sikap dan perilaku moral yang terhormat serta memegang
teguh untuk mengamankan kepentingan publik yang terkait dengan sumber daya
alam.
KESIMPULAN
Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai,
norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil
dan sehat, Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang
beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang
dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan
peraturan yang berlaku, Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi
seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk
melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur,
transparan dan sikap yang profesional.
Beberapa poin yang bisa kita jadikan pelajaran:
· Dalam
berbisnis kita juga harus mempunyai etika. Jika etika kita kurang baik maka
orang lain akan menilai anda secara negative.
· Jika
dalam hal sehari – hari kita sudah terbiasa menerapkan etika yang baik maka
akan terbiasa atau terbawa hingga kita bekerja.
· Etika
bisnis merupakan etika profesi yang mempunyai banyak kaitan dengan kegiatan
bisnis.
SUMBER REFERENSI:
Kuswahyudi, 2008, Etika Kita Untuk Lingkungan Hidup,
Surabaya
Dr. H. Untung Budi, S.H., M.M tahun 2012 “ HUKUM DAN ETIKA
BISNIS”, CV Andi Offset, Yogyakarta
Ernawan, Erni. 2011. Business Ethics. Penerbit: Alfabeta.
Bandung