Minggu, 08 Januari 2017

Etika Bisnis BAB 9

Perspektifetikabisnis, Pengertianbudayaorganisasi, Hubunganperusahaandenganstakehoulder, Peransistempengaturandancontohperilakubisnis yang melanggaretika

    



Kelompok           :2 (Dua)
Nama                    : AHMAD RIZKQI NOPALDI (19213875)
                               HASFHI ADLI PUTRA (13213972)
                            MUHAMMAD WACHID AGUNG LAK (16213171)
         RICKY WIDIANTO (17213611)

Kelas                     : 4 EA 29




FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016



BAB 9
Hubunganperusahaandenganstakehoulder, lintasbudayadanpolahidup, audit sosial
HUBUNGAN PERUSAHAAN DENGAN STAKEHOULDER, LINTAS BUDAYA DAN POLA HIDUP, AUDIT SOSIAL
A.   Bentuk Stakeholder
Berdasarkankekuatan, posisipenting, danpengaruh stakeholder terhadapsuatuissu, stakeholder dapatdiketegorikankedalambeberapakelompokyaitu stakeholder primer, sekunderdan stakeholder kunci.

1.    Stakeholder Utama (Primer)
Stakeholder utamamerupakan stakeholder yang memilikikaitankepentingansecaralangsungdengansuatukebijakan, program, danproyek. Merekaharusditempatkansebagaipenentuutamadalam proses pengambilankeputusan.
Contohnya :Masyarakatdantokohmasyarakat, masyarakat yang terkaitdenganproyek, yaknimasyarakat yang di identifkasiakanmemperolehmanfaatdan yang akanterkenadampak (kehilangantanahdankemungkinankehilanganmatapencaharian) dariproyekini. Sedangkantokohmasyarakatadalahanggotamasyarakat yang olehmasyarakatditokohkan di wilayahitusekaligusdianggapdapatmewakiliaspirasimasyarakat. Di sisilain, stakeholders utamaadalahjugapihakmanajerPublikyaknilembaga/badanpublik yang bertanggungjawabdalampengambilandanimplementasisuatukeputusan.

2.    Stakeholder Pendukung (Sekunder)
Stakeholder pendukung (sekunder) adalah stakeholder yang tidakmemilikikaitankepentingansecaralangsungterhadapsuatukebijakan, program, danproyek, tetapimemilikikepedulian (concern) dankeprihatinansehinggamerekaturutbersuaradanberpengaruhterhadapsikapmasyarakatdankeputusan legal pemerintah.
Yang termasukdalam stakeholders pendukung (sekunder) :
  1. Lembaga(Aparat) pemerintahdalamsuatuwilayahtetapitidakmemilikitanggungjawablangsung.
  2. Lembagapemerintah yang terkaitdenganissutetapitidakmemilikikewenangansecaralangsungdalampengambilankeputusan.
  3.  LembagaswadayaMasyarakat (LSM) setempat : LSM yang bergerak di bidang yang bersesuaidenganrencana, manfaat, dampak yang muncul yang memiliki concern (termasukorganisasimassa yang terkait).
  4. Perguruan Tinggi yaknikelompokakademisiinimemilikipengaruhpentingdalampengambilankeputusanpemerintahsertaPengusaha (Badanusaha) yang terkaitsehinggamerekajugamasukdalamkelompok stakeholder pendukung.
  5. Pengusaha (Badanusaha) yang terkait.


3.    Stakeholder Kunci
Stakeholder kuncimerupakan stakeholder yang memilikikewenangansecara legal dalamhalpengambilankeputusan. Stakeholder kunci yang dimaksudadalahunsureksekutifsesuailevelnya, legislatifdaninstansi. Stakeholder kunciuntuksuatukeputusanuntuksuatuproyek level daerahkabupaten.
Yang termasukdalam stakeholder kunciyaitu :
  1. PemerintahKabupaten
  2. DPR Kabupaten
  3. Dinas yang membawahilangsungproyek yang bersangkutan.


B.   Stereotype, Prejudice, Stigma Sosial
Stereotype adalahpenilaianterhadapseseoranghanyaberdasarkanpersepsiterhadapkelompok di mana orang tersebutdapatdikategorikan. Stereotipemerupakanjalanpintaspemikiran yang dilakukansecaraintuitifolehmanusiauntukmenyederhanakanhal-hal yang kompleksdanmembantudalampengambilankeputusansecaracepat. Namun, stereotipedapatberupa prasangka positifdanjuganegatif, dankadang-kadangdijadikanalasanuntukmelakukantindakan diskriminatif.
MenurutWorcheldankawan-kawan (2000), pengertianprasangka (prejudice) dibatasisebagaisifatnegatif yang tidakdapatdibenarkanterhadapsuatukelompokdan  individuanggotanya. Prasangkaatauprasangkasosialmerupakanperilakunegatifyang  mengarahkankelompokpadaindividualisberdasarkan  padaketerbatasanataukesalahaninformasitentangkelompok. Prasangkajugadapatdidefinisikansebagaisesuatu yang bersifatemosional, yang akan  mudahsekalimenjadi motivator munculnyaledakansosial.

Stigma sosial adalahtidakditerimanyaseseorangpadasuatukelompokkarenakepercayaanbahwa orang tersebutmelawan norma yang ada. Stigma sosialseringmenyebabkanpengucilanseseorangataupunkelompok.Contohsejarah stigma sosialdapatterjadipada orang yang berbentukfisikkurangataucacat mental, danjuga anakluarkawinhomoseksual ataupekerjaan yang merupakannasionalisasipada agama atau etnis, sepertimenjadi orang Yahudi atau orang Afrika Amerika. Kriminalitasjugamembawaadanya stigma sosial.

C.   Mengapa Perusahaan HarusBertanggungjawab
Agar perusahaanmendapat  citrapositif  di matamasyarakatdanpemerintah . Kegiatanperusahaandalamjangkapanjangakandianggapsebagaikontribusipositif di masyarakat. Selainmembantuperekonomianmasyarakat, perusahaanjugaakandianggapbersamamasyarakatmembantudalammewujudkankeadaanlebihbaik di masa yang akandatang.
Lalu  terdapatkerjasama yang salingmenguntungkankeduapihak.. Hubunganbisnistidaklagidipahamisebagaihubunganantara pihak yang mengeksploitasidanpihak yang tereksploitasi, tetapihubungankemitraandalammembangunmasyarakatlingkungankebihbaik. Tidakhanya di sector perekonomian, tetapijugadalamsektorsosial, pembangunandan lain-lain. Serta Memiliki  partnerdalammenjalankanmisisosialdaripemerintahdalamhaltanggungjawabsosial. Pemerintahpadaakhirnyatidakhanyaberfungsisebagaiwasit yang menetapkanaturan main dalamhubunganmasyarakatdenganduniabisnis, danmemberikansanksibagipihak yang melanggarnya. Pemerintahsebagaipihak yang mendapatlegtimasiuntukmengubahtatananmasyarakat agar kearah yang lebihbaikakanmendapatkan partner dalammewujudkantatananmasyarakattersebut. Sebagiantugaspemerintahdapatdilaksanakanolehanggotamasyarakat, dalamhalini perusahaanatauorganisasibisnis.

D.   Komunitas Indonesia danEtikaBisnis
Komunitasbisnismenyadaribetapapentingnyaetikabisnisdijalankansepenuhhati, makalangkahberikutnyaadalahberupayaterus-menerustanpakenallelahmeningkatkankinerjaetikabisnisya. Untukmenopanglangkahtersebutperludikajiterlebihdahuluunsur-unsurpokoknya, sebagaiberikut:
  1. Apakahterdapatperpaduanharmonisantarapenetapanvisi, misi, dantujuanorganisasidengankeberpihakanmanajerpuncakterhadapnilai-nilaietikal yang berlaku.
  2. Hadirnyaprofilketangguhankarakterdanmoralitaspribadi sang manajerberikut para pekerjanya.
  3. Kegigihanmengkristalisasikannilai-nilaiaktualseputarkehidupankeseharian yang berkenaandenganaturan-aturantradisi, persepsikolektifmasyarakat, dankebiasaan-kebiasaanrutinpraktikbisnis yang lazimberlaku, untuk ‘dibenturkan’ dengankecenderunganiklimetikasaatitu, lalukemudiandiadopsikansecarasistemikkedalamperwujudankonsep-konsepstratejikaldantaktikal demi capaianmembentukbudayaorganisasi yang unggul.


E.   DampakTanggungJawabSosial Perusahaan
TanggungJawabSosial Perusahaan, apabiladilaksanakandenganbenar, akanmemberikandampakpositifbagiperusahaan, lingkungan, termasuksumberdayamanusia, sumberdayaalamdanseluruhpemangkukepentingandalammasyarakat. Perusahaan yang mampusebagaipenyeraptenagakerja, mempunyaikemampuanmemberikanpeningkatandayabelimasyarakat, yang secaralangsungatautidak, dapatmewujudkanpertumbuhanlingkungandanseterusnya. Mengingatkegiatanperusahaanitusifatnyasimultan, makakeberadaanperusahaan yang taatlingkunganakanlebihbermakna.
Padadasarnyasetiapkegiatanperusahaan yang berhubungandengansumberdayaalam, pastimengandungnilaipositif, baikbagi internal perusahaanmaupunbagieksternalperusahaandanpemangkukepentingan yang lain. Meskipundemikiannilaipositiftersebutdapatmendorongterjadinyatindakan-tindakandanperbuatan-perbuatan yang akhirnyamempunyainilainegatif, karenamerugikanlingkungan, masyarakatsekitarataumasyarakat lain yang lebihluas. Nilainegatif yang dimaksudadalahseberapajauhkegiatanperusahaan yang bersangkutanmempunyaipotensimerugikanlingkungandanmasyarakat. Atauseberapaluasperusahaanlingkunganterjadisebagaiakibatlangsungdarikegiatanperusahaan.
Perusahaan yang padasatusisipadasuatuwaktumenjadipusatkegiatan yang membawakesejahteraanbahkankemakmuranbagimasyarakat, padasatusaat yang samadapatmenjadisumberpetakapadalingkungan yang sama pula. Misalnyaterjadipencemaranlingkunganataubahkanmenyebabkankerusakanalamdanlingkungan lain yang lebihluas.

F.    MekanismePengawasanTingkahLaku
Mekanismedalampengawasanterhadap para karyawansebagaianggotakomunitas  perusahaandapatdilakukanberkenaandengankesesualanatautidaknyatingkahlakuanggotatersebutdengabudaya yang dijadikanpedomankorporasi yang bersangkutan. Mekanismepengawasantersebutberbentuk audit sosalsebagaikesimpulandari monitoring danevaluasi yang dilakukansebelumnya.
Monitoring da evaluasiterhadaptingkahlakuanggotasuatuperusahaanatauorganisasipadadasarnyaharusdilakukanolehperusahaan yang bersangkutansecara  berkesinambugan. Monitoring yang dilakukasifatnyaberjangkapendeksedangkanevaluasiterhadaptingkahlakuanggotaperusahaanberkaitandengankebudayaan yang berlakudilakukandalamjangkapanjang. Hal darievaluastersebutmenjadi audit sosial.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar